Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puasa Dalam Islam

Puasa Dalam Islam: Wajib & Sunnah, Dalil, Niat, Hikmah

Panduan Lengkap Wajib & Sunnah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puasa adalah salah satu ibadah utama dalam Islam yang sangat mulia. Di artikel ini, kita akan menyelami bersama-sama semua aspek penting puasa: dari pengertian, hukum, rukun, syarat, jenis-jenis (wajib dan sunnah), dalil Al-Qur’an & hadits lengkap dengan teks Arab, latin, dan terjemahannya, hingga hikmah dan tips agar puasa kita diterima Allah. Semoga ini menjadi sarana pahala dan keberkahan bagi kita semua.

1. Pengertian Puasa (Ṣiyām / Shiyām)

Secara bahasa, “الصوم / الصيام” (ash-ṣawm / ash-ṣiyām) berarti menahan diri. Sedangkan secara syariat, puasa adalah **menahan diri** dari segala yang membatalkan puasa (makan, minum, hubungan, perkataan sia-sia, dll) dari **terbit fajar (Subuh)** hingga **terbenam matahari (Maghrib)**, dengan **niat ikhlas karena Allah**.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Yā ayyuhallażīna āmanū kutiba ‘alaikumush-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna min qablikum la’allakum tattaqūn
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

(QS. Al-Baqarah: 183) 0

2. Hukum Puasa dan Pembagian

Puasa dalam Islam terbagi menjadi dua kategori hukum:

  • Wajib (fardhu) — harus dilaksanakan dan tidak boleh ditinggalkan tanpa uzur yang dibenarkan.
  • Sunnah / Nafl / Tathawwu’ — tidak wajib, tapi sangat dianjurkan dan mengandung banyak pahala.

2.1 Puasa Wajib

Berikut puasa-puasa yang hukumnya wajib:

  • Puasa Ramadhan
  • Puasa Qadha (pengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena uzur)
  • Puasa Kafarat (tebusan kesalahan tertentu, misalnya melanggar sumpah, melakukan hubungan di siang Ramadan, dll)
  • Puasa Nazar (jika seseorang bernazar untuk berpuasa)

2.2 Puasa Sunnah

Puasa sunnah adalah puasa tambahan sebagai sarana dekat kepada Allah. Di antaranya:

  • Puasa Senin dan Kamis
  • Puasa Ayyāmul Bidh (13, 14, 15 tiap bulan Hijriyah)
  • Puasa 6 hari di bulan Syawwal (setelah Ramadhan)
  • Puasa Arafah (pada 9 Dzulhijjah, untuk yang tidak berhaji)
  • Puasa Asyura (10 Muharram), dan jika memungkinkan 9 Muharram juga
  • Puasa Dawud (selang-seling sehari puasa dan sehari berbuka)
  • Puasa di bulan Sya’ban (sering dilakukan Nabi ﷺ) dan Puasa Muharram

3. Rukun & Syarat Puasa

3.1 Rukun Puasa

  1. Niat: harus berniat di malam hari (untuk puasa wajib). Tanpa niat, puasa tidak sah.
  2. Menahan diri dari yang membatalkan: dari waktu fajar (imsak) hingga maghrib.

3.2 Syarat Sah Puasa

Puasa sah apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
  • Islam (bukan kafir)
  • Berakal (bukan gila)
  • Suci dari haid/nifas bagi wanita
  • Baligh (dewasa)
  • Dilakukan di waktu sah (antara fajar hingga maghrib)

4. Hal-hal yang Membatalkan & Makruh Puasa

4.1 Pembatal Puasa

Berikut hal-hal yang membatalkan puasa (jika dilakukan dengan sengaja):
  • Makan atau minum dengan sengaja.
  • Hubungan suami istri di siang hari puasa Ramadan.
  • Muntah dengan sengaja.
  • Keluar mani karena syahwat (jika disengaja).
  • Haid atau nifas bagi wanita.
  • Niat membatalkan puasa (jika diniatkan membatalkan di siang hari).
  • Memasukkan sesuatu ke dalam tubuh melalui rute makan/minum (misalnya obat, infus) — menurut mayoritas ulama jika membawa unsur gizi.

4.2 Hal yang Makruh Saat Puasa

Meskipun tidak membatalkan puasa, tetapi hal-hak ini sebaiknya dijauhi selama puasa:
  • Berlebihan berkumur atau meniup air ke dalam tenggorokan tanpa alasan.
  • Mencicipi makanan tanpa kebutuhan.
  • Menggosok gigi secara ekstrem pada waktu menjelang zawal (menurut sebagian ulama).
  • Ucapan dusta, ghibah, perkataan sia-sia, marah, mencaci.
  • Bercumbu atau menyentuh yang membangkitkan syahwat pada yang tidak kuat menahan.

5. Niat Puasa: Arab, Latin & Terjemahannya

Berikut beberapa contoh lafadz niat puasa yang umum digunakan:


  نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى  

  Nawaitu sốma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hadzihis sanati lillāhi ta‘ālā  

  “Aku niat puasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta’ala.”  

  نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ … مِنْ سُنَّةِ اللَّهِ تَعَالَى  

  Nawaitu ṣiyāma yaumi … min sunnatillāhi ta‘ālā  

  “Aku niat puasa hari … dari sunnah Allah Ta’ala.”  

  

Catatan: Untuk puasa sunnah, cukup berniat di malam hari (atau boleh juga sebelum zawal menurut sebagian ulama). Niat dalam hati sudah cukup — tidak wajib dilafalkan dengan lisan.

6. Dalil-dalil Puasa (Al-Qur’an & Hadits)

6.1 Dalil dari Al-Qur’an

Berikut beberapa ayat Al-Qur’an tentang puasa:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ …
Yā ayyuhallażīna āmanū kutiba ‘alaikumush-ṣiyāmu …
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas bagi kamu puasa …” (QS. Al-Baqarah: 183) 1
أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ …
Ayyāman ma‘dūdāt …
“(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan …” (QS. Al-Baqarah: 184) 2
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ …
Syahru Ramadhāna alladhī unzila fīhi al-Qur’ān …
“(Bulan) Ramadan, bulan diturunkannya Al-Qur’an …” (QS. Al-Baqarah: 185) 3

6.2 Dalil dari Hadits

Berikut beberapa hadits populer tentang puasa lengkap dengan lafadz Arabic dan terjemahan:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Man ṣāma Ramadhāna imānan waḥtisābān ghufira lahu mā taqaddama min dhanbihi
“Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.” (HR. Bukhari & Muslim) 4
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
Man faṭṭara ṣā’iman kāna lahu mitslu ajrihi ghayra annahu lā yanquṣu min ajri ṣ-ṣā’imī shay’an
“Barangsiapa memberi buka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala sebagaimana pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa.” 5
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَن يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ
Ṣiyāmu yaumi ‘Arafata aḥtasibu ‘alallāhi an yukaffira as-sanata allati qablihi was-sanata allati ba‘dahu
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun setelahnya.” (HR. Muslim) 6
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشَّرَابِ وَلَكِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ
Laysa aṣ-ṣiyāmu mina al-akli wasy-sharābi walakinnamā aṣ-ṣiyāmu mina al-laghwi war-rafṣi
“Puasa bukan sekadar menahan makan dan minum, melainkan juga menahan dari perkataan sia-sia dan perbuatan tercela.” (HR. Bukhari) 7

7. Jenis Puasa Wajib & Sunnah (Rincian)

7.1 Puasa Wajib

Berikut rincian puasa wajib:

  • Puasa Ramadhan: diwajibkan selama bulan Ramadhan bagi yang memenuhi syarat.
  • Puasa Qadha: mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena uzur (sakit, musafir, haid, dsb).
  • Puasa Kafarat: melaksanakan puasa sebagai tebusan kesalahan tertentu, misalnya hubungan di siang Ramadan tanpa sebab, melanggar sumpah, dll.
  • Puasa Nazar: jika seseorang bernazar (berjanji) untuk berpuasa maka harus ditepati.

7.2 Puasa Sunnah (disunahkan)

Beberapa puasa sunnah utama yang sering diamalkan:

  • Senin & Kamis: Nabi ﷺ biasa melakukan puasa ini, karena amal ummat diperlihatkan ke langit pada hari itu.
  • Ayyāmul Bidh: tanggal 13, 14, 15 tiap bulan Hijriyah.
  • Puasa 6 hari di Syawwal: setelah Ramadhan, agar mendapatkan pahala seperti puasa sepanjang tahun.
  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): khusus untuk yang tidak berhaji, agar dosa dihapuskan.
  • Puasa Asyura (10 Muharram): dianjurkan menambah satu hari (9 Muharram) agar berbeda dari kebiasaan Yahudi.
  • Puasa Dawud: selang-seling sehari puasa dan sehari tidak.
  • Puasa di bulan Sya’ban & Muharram: Nabi ﷺ sering memperbanyak puasa di bulan Sya’ban; dan Muharram adalah bulan mulia untuk puasa setelah Ramadhan.

8. Keringanan (Rukhshah) dalam Puasa

Allah SWT memberikan kemudahan bagi yang tidak mampu berpuasa dalam kondisi tertentu. Berikut beberapa bentuk keringanan:

  • Sakit: boleh berbuka dan wajib mengganti (qadha) setelah sembuh.
  • Musafir: boleh berbuka dan mengganti di hari lain.
  • Wanita hamil atau menyusui: jika puasa berisiko bagi ibu atau bayi, boleh berbuka dan mengganti atau membayar fidyah.
  • Orang tua renta atau lemah: boleh tidak berpuasa dan membayar fidyah (memberi makan orang miskin) jika tidak mampu mengganti.
  • Orang yang wafat sebelum sempat qadha: tidak diwajibkan diganti, dan keluarga boleh menebus dengan fidyah.

9. Hikmah & Tujuan Puasa

Puasanya Allah bukan sekadar menahan lapar dan haus, melainkan mengandung banyak hikmah mulia:

  • Menumbuhkan **ketakwaan** (taqwa), sebagaimana tujuan dalam QS. Al-Baqarah: 183.
  • Mendidik **kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian diri**.
  • Menumbuhkan **empati terhadap orang miskin dan lapar**.
  • Membersihkan hati dari dosa dan memperbaiki akhlak.
  • Menyehatkan jiwa dan raga (menurut penelitian medis, puasa bisa membantu detoksifikasi, mengatur metabolisme, dsb.).
  • Mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah, meningkatkan keikhlasan, dan menguatkan spiritual.

10. Tips Agar Puasa Kita Diterima & Maksimal

Beberapa tips agar puasa kita bukan sekadar lewat, tapi bernilai di sisi Allah:

  1. Ikhlas & berniat benar: lakukan puasa dengan niat hanya karena Allah, bukan riya atau pamer.
  2. Makan sahur: meskipun sedikit — karena “فِي السُّحُورِ بَرَكَةٌ / Fī aṣ-ṣuḥūr barakah.” (ada keberkahan di sahur) 9
  3. Berdoa dan banyak dzikir: terutama di waktu mustajab (misalnya saat menjelang buka, sepertiga malam terakhir).
  4. Perbanyak amal kebaikan & sedekah: memberi buka kepada orang berpuasa sangat dianjurkan dan menerima pahala ganda. 10
  5. Hindari perkataan atau perbuatan buruk: jika kita marah, berbicara kasar, ghibah, maka kerusakan puasa lebih besar daripada lapar haus.
  6. Tuntaskan qadha & bayar fidyah jika perlu: jangan menunda-nunda jika ada kewajiban qadha.
  7. Jaga pola makan & kesehatan: pada saat sahur dan berbuka, jangan makan berlebihan; utamakan asupan bergizi, air yang cukup.
  8. Perkuat konsistensi dan niat akan terus berpuasa sunnah setelah Ramadhan: agar puasa menjadi bagian dari gaya hidup ibadah.

11. Kesimpulan

Kemudian, mari kita simpulkan poin-poin utama:

  • Puasa adalah ibadah menahan diri dari fajar hingga maghrib dengan niat yang benar.
  • Pembagian puasa ada yang wajib dan sunnah — keduanya sangat penting dalam Islam.
  • Untuk sah, puasa harus memenuhi rukun dan syaratnya, dan menjauhi pembatal serta makruh.
  • Dalil dari Al-Qur’an & hadits menjadi landasan kokoh dalam ibadah puasa.
  • Puasa membawa banyak hikmah — spiritual, sosial, dan kesehatan.
  • Dengan niat yang lurus, konsistensi, dan kesungguhan, semoga puasa kita diterima Allah dan membawa keberkahan dunia akhirat.

📖 FAQ Seputar Puasa dalam Islam

1. Apa itu puasa dalam Islam?

Puasa (الصوم) secara bahasa berarti menahan diri, sedangkan secara syariat adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan mulai dari fajar hingga maghrib dengan niat ibadah kepada Allah ﷻ.

2. Kapan puasa Ramadhan diwajibkan?

Puasa Ramadhan diwajibkan pada tahun ke-2 Hijriah berdasarkan firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumush-ṣiyām...
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

3. Siapa saja yang wajib berpuasa Ramadhan?

  • Muslim
  • Baligh (dewasa)
  • Berakal
  • Sehat dan mampu
  • Tidak dalam keadaan haid atau nifas (bagi wanita)

4. Siapa yang dibolehkan tidak berpuasa?

Islam memberi keringanan (rukhsah) bagi orang sakit, musafir, wanita hamil/menyusui, orang tua renta, atau wanita haid/nifas. Mereka boleh berbuka dengan kewajiban qadha atau fidyah sesuai kondisinya.

5. Apa saja puasa wajib dalam Islam?

  1. Puasa Ramadhan
  2. Puasa Qadha (mengganti puasa batal)
  3. Puasa Kafarat (tebusan pelanggaran tertentu)
  4. Puasa Nazar (janji ibadah yang diucapkan)

6. Apa saja puasa sunnah yang dianjurkan Nabi ﷺ?

  • Puasa Senin dan Kamis
  • Puasa Ayyamul Bidh (13, 14, 15 tiap bulan Hijriyah)
  • Puasa 6 hari di bulan Syawal
  • Puasa Arafah (9 Dzulhijjah bagi yang tidak berhaji)
  • Puasa Asyura (10 Muharram + 9-nya)
  • Puasa Dawud (sehari puasa, sehari tidak)

7. Puasa apa saja yang dilarang dalam Islam?

  • Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
  • Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
  • Hari-hari Tasyriq (11–13 Dzulhijjah)
  • Puasa Jumat saja tanpa Kamis atau Sabtu
  • Puasa bagi wanita haid/nifas
  • Puasa wishal (tanpa berbuka dua hari berturut)

8. Apa saja yang membatalkan puasa?

  • Makan atau minum dengan sengaja
  • Hubungan suami istri di siang hari
  • Muntah disengaja
  • Keluar mani karena syahwat
  • Haid atau nifas
  • Niat membatalkan puasa

9. Apa hukum mencicipi makanan saat puasa?

Hukumnya makruh, kecuali bila ada keperluan seperti memastikan rasa makanan, dan tidak sampai tertelan.

10. Apakah boleh memakai siwak atau sikat gigi saat puasa?

Boleh, selama tidak menelan air atau pasta gigi. Nabi ﷺ bersabda:

لَوْلا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلاَةٍ
Lawlā an asyuqqa ‘alā ummatī la amartuhum bis-siwāki ‘inda kulli ṣalāh.
“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali hendak shalat.” (HR. Bukhari & Muslim)

11. Bagaimana niat puasa Ramadhan yang benar?

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghodin ‘an adā’i fardhi syahri Ramadhāna hādzihis-sanati lillāhi ta‘ālā.
“Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini karena Allah Ta‘ala.”

12. Bolehkah niat puasa sunnah di siang hari?

Boleh, selama belum makan atau melakukan hal yang membatalkan sejak Subuh, berdasarkan hadits Nabi ﷺ yang diriwayatkan Muslim.

13. Bagaimana hukum puasa bagi anak kecil?

Anak kecil tidak wajib berpuasa, tapi disunnahkan untuk dilatih agar terbiasa menjalankan ibadah sejak dini.

14. Apa hikmah puasa bagi umat Islam?

  • Melatih ketakwaan dan keikhlasan
  • Menumbuhkan kesabaran dan empati
  • Membersihkan jiwa dari dosa
  • Mendidik kedisiplinan dan rasa syukur

15. Apakah suntik membatalkan puasa?

Tidak membatalkan jika suntikan bersifat obat non-nutrisi. Tapi bila mengandung nutrisi (pengganti makan/minum), maka membatalkan puasa.

16. Bagaimana cara membayar fidyah?

Fidyah dibayar oleh orang yang tidak mampu berpuasa dengan memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari tidak berpuasa, sesuai QS. Al-Baqarah: 184.

17. Bagaimana hukum orang yang meninggal sebelum qadha puasa?

Tidak wajib diganti, namun keluarganya boleh membayar fidyah atas nama almarhum (HR. Bukhari-Muslim).

18. Apa hukum puasa Sabtu saja?

Makruh, berdasarkan hadits Tirmidzi: “Janganlah kalian berpuasa pada hari Sabtu kecuali yang diwajibkan.” Namun boleh jika bertepatan dengan puasa sunnah lain.

19. Apa puasa terbaik di sisi Allah?

أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ
Afdhaluṣ-ṣiyāmi ṣiyāmu Dāwūd.
“Puasa yang paling utama adalah puasa Nabi Dawud, yaitu sehari berpuasa dan sehari berbuka.” (HR. Bukhari & Muslim)

20. Apa makna spiritual dari ibadah puasa?

Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga menahan diri dari dosa dan memperkuat iman. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari)

Kesimpulan

Puasa adalah ibadah agung yang melatih jiwa menuju takwa. Ia mendidik umat Islam untuk menjadi hamba yang sabar, bersyukur, dan berakhlak mulia.

#PuasaRamadhan #PuasaSunnah #FiqihIslam #IlmuFiqih #IbadahPuasa #RamadhanBerkah #BelajarIslam #PuasaWajib #PuasaSunnah #HikmahPuasa

Semoga artikel ini menjadi manfaat yang luas bagi pembaca dan menjadi amal jariyah bagi penulis. Jagalah niat, istiqamah dalam ibadah, dan batasilah diri dari hal-hal yang merusak pahala.

🌿 Saung Ngaji

Saung Ngaji adalah ruang belajar Islam santai untuk semua kalangan. Kami menyajikan ilmu fiqih, akhlak, ibadah, dan kehidupan islami dengan bahasa ringan, sederhana, dan berpijak pada Al-Qur’an serta Hadits sahih.


📖 “Ngaji santai, hati tenang, ilmu berkah.”

© Saung Ngaji. Seluruh hak cipta dilindungi.
Semoga setiap ilmu yang dibaca menjadi amal jariyah bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Posting Komentar untuk "Puasa Dalam Islam"