Sifat-sifat Allah SWT
Sifat Wajib, Sifat Mustahil dan Sifat Jaiz Allah SWT — Lengkap Dengan Dalil, Terjemahan & Penjelasan
Dalam ilmu tauhid, mengenal sifat-sifat Allah adalah dasar agar aqidah kita lurus. Para ulama membagi sifat-sifat Tuhan yang wajib diyakini dan sifat-sifat yang mustahil bagi-Nya (yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya). Di akhir juga dibahas sifat jaiz (yang dinyatakan mungkin untuk dikerjakan atau ditinggalkan oleh Allah atas kebebasan kehendak-Nya). penjelasan tentang sifat-sifat Allah SWT Semoga mampu membuat kita memahami dan meyakini kesempurnaan-Nya, serta menjauhkan diri dari keyakinan yang salah.
Sifat-sifat Allah SWT20 Sifat Wajib Allah SWT
Di antara pembahasan penting adalah 20 sifat wajib Allah yang wajib kita imani.
Sifat wajib Allah adalah sifat-sifat yang pasti ada pada Allah. Sifat ini terbagi menjadi tiga kelompok besar: Sifat Nafsiyah, Sifat Ma‘ani, dan Sifat Ma‘nawiyah. Mari kita bahas satu per satu lengkap dengan dalil Al-Qur’an.
Berikut 20 sifat wajib yang harus diyakini setiap Muslim, dibagi sesuai kelompok: Nafsiyah, Ma'ani, dan Ma'nawiyah.Kelompok Sifat Nafsiyah (berhubungan dengan Dzat Allah)
1. Wujud — Ada
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Wujud berarti Allah pasti ada. Keberadaan-Nya mendasari adanya makhluk dan alam semesta.
2. Qidam — Tidak berawal
Dalil (Arab): هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ ۖ هُوَ ٱلرَّحْمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ
Latin: Huwa Allāhu alladzī lā ilāha illā huwa, ‘ālimul-ghaybi wasy-syahādah, huwa ar-raḥmānur-raḥīm
Terjemah: “Dialah Allah — tidak ada Tuhan selain Dia — Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr [59]: 22 — sesuai rujukan awal)
Penjelasan: Qidam berarti Allah tidak berawal; Dia tidak memiliki permulaan waktu atau sebab.
3. Baqa’ — Kekal
Dalil (Arab): كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Latin: Kullu syai'in hālikun illā wajhahu, lahu al-ḥukmu wa ilayhi turja'ūn
Terjemah: “Segala sesuatu pasti binasa kecuali Dzat-Nya; bagi-Nya segala keputusan; dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (QS. Al-Qasas [28]: 88 — rujukan ringkas)
Penjelasan: Baqa' menegaskan bahwa hanya Allah yang kekal; makhluk bersifat sementara.
4. Mukhalafatu lil Hawaditsi — Berbeda dengan makhluk
Dalil (Arab): وَلَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Latin: Wa laysa kamithlihi syai'un wa huwa as-samī'ul-baṣīr
Terjemah: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia; dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura [42]: 11)
Penjelasan: Allah tidak serupa dengan makhluk; zat dan sifat-Nya unik tanpa perbandingan.
5. Qiyamuhu Binafsihi — Berdiri sendiri
Dalil (Arab): قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ
Latin: Qul huwa Allāhu ahad. Allāhuṣ-ṣamad
Terjemah: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1-2)
Penjelasan: Qiyamuhu binafsihi: Allah tidak membutuhkan apa pun, sedangkan makhluk sangat membutuhkan-Nya.
6. Wahdaniyah — Maha Esa
Dalil (Arab): قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Latin: Qul huwa Allāhu ahad
Terjemah: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1)
Penjelasan: Wahdaniyah menegaskan tidak ada sekutu bagi Allah dalam zat, sifat, atau perbuatan-Nya.
Kelompok Sifat Ma'ani (berhubungan dengan perbuatan Allah)
7. Qudrah — Maha Kuasa
Dalil (Arab): وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin: Wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr
Terjemah: “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20 — rujukan ringkas sesuai awal)
Penjelasan: Qudrah menunjukkan kemampuan mutlak Allah; tiada yang menghalangi kehendak-Nya.
8. Iradah — Maha Berkehendak
Dalil (Arab): وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
Latin: Wa mā tasyā'ūna illā an yasyā'a Allāh; innallāha kāna ‘alīman ḥakīman
Terjemah: “Dan kamu tidak mampu berkehendak kecuali apabila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Insan [76]: 30)
Penjelasan: Iradah berarti apa-apa yang terjadi adalah dalam lingkup kehendak dan izin Allah.
9. Ilm — Maha Mengetahui
Dalil (Arab): أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
Latin: A lam tara annallāha ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ
Terjemah: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi?” (QS. Al-Mujadilah [58]: 7)
Penjelasan: Ilm Allah meliputi yang tampak, tersembunyi, masa lalu, kini dan masa depan.
10. Hayat — Maha Hidup
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Hayat menunjukkan kehidupan Allah yang hakiki dan sempurna, bukan seperti kehidupan makhluk.
11. Sama’ — Maha Mendengar
Dalil (Arab): إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Latin: Inna Allāha samī'un baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 256 — rujukan seperti permintaan awal)
Penjelasan: Sama' berarti Allah mendengar segala sesuatu tanpa keterbatasan.
12. Basar — Maha Melihat
Dalil (Arab): إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Latin: Innahu huwa as-samī'ul-baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra' [17]: 1 — rujukan seperti permintaan awal)
Penjelasan: Basar menegaskan penglihatan Allah atas segala sesuatu; tiada yang tersembunyi dari-Nya.
13. Kalam — Maha Berbicara
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255 — dipakai sebagai salah satu dalil yang sering dikutip untuk menunjuk kalam Allah)
Penjelasan: Kalam Allah ada (terwujud dalam wahyu/Al-Qur'an dan firman-Nya kepada para nabi); Namun kalam-Nya bukan seperti ucapan makhluk yang bergantung pada suara dan huruf.
Kelompok Sifat Ma'nawiyah (penegasan/variasi)
14. Qadiran — (penegasan Maha Kuasa)
Dalil (Arab): وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin: Wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr
Terjemah: “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)
Penjelasan: Variasi kata untuk menegaskan kekuasaan-Nya yang sempurna.
15. Muridan — (penegasan Maha Berkehendak)
Dalil (Arab): فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Latin: Fa''ālun limā yurīd
Terjemah: “(Allah itu) Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Buruj [85]: 16)
Penjelasan: Penegasan bahwa kehendak-Nya selalu terlaksana bila Dia mehendaki.
16. 'Aliman — (penegasan Maha Mengetahui)
Dalil (Arab): أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
Latin: A lam tara annallāha ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ
Terjemah: “Tidakkah engkau lihat bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi?” (QS. Al-Mujadilah [58]: 7)
Penjelasan: Pengulangan untuk menegaskan ilmu-Nya yang menyeluruh.
17. Hayyan — (penegasan Maha Hidup)
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Menegaskan kembali sifat kehidupan Allah yang tidak tergantung pada waktu atau sebab.
18. Sami'an — (penegasan Maha Mendengar)
Dalil (Arab): إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Latin: Inna Allāha samī'un baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 256)
Penjelasan: Penegasan sifat mendengar Allah secara mutlak.
19. Basiran — (penegasan Maha Melihat)
Dalil (Arab): إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Latin: Innahu huwa as-samī'ul-baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra' [17]: 1)
Penjelasan: Penegasan sifat penglihatan-Nya yang meliputi segala sesuatu.
20. Mutakalliman — (penegasan Maha Berbicara)
Dalil (Arab): وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Latin: Wa kallamallāhu Mūsā taklīman
Terjemah: “Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” (QS. An-Nisa' [4]: 164)
Penjelasan: Menegaskan bahwa Allah mempunyai kalam (firman), namun bukan seperti bicara makhluk yang bergantung pada huruf dan suara.
Sifat Mustahil bagi Allah SWT
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada Allah karena bertentangan dengan kesempurnaan-Nya. Berikut 20 sifat yang mustahil ada pada Allah, lengkap dengan dalil yang Anda sebutkan sebelumnya.
1. 'Adam — Tiada
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Mustahil Allah tidak ada; eksistensi-Nya hakiki dan mutlak.
2. Huduts — Baru (memiliki permulaan)
Dalil (Arab): هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِي لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَالِمُ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِ
Latin: Huwa Allāhu alladzī lā ilāha illā huwa, ‘ālimul-ghaybi wasy-syahādah
Terjemah: “Dialah Allah — tidak ada Tuhan selain Dia — Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.” (QS. Al-Hasyr [59]: 22 — rujukan)
Penjelasan: Mustahil Allah ‘baru’ atau mempunyai permulaan; Dia Qidam (tanpa permulaan).
3. Fana’ — Binasa
Dalil (Arab): كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ
Latin: Kullu syai'in hālikun illā wajhahu
Terjemah: “Segala sesuatu pasti binasa kecuali Dzat-Nya.” (QS. Al-Qasas [28]: 88)
Penjelasan: Mustahil Allah binasa; kekekalan-Nya mutlak.
4. Mumatsalatu lil Hawaditsi — Menyerupai makhluk
Dalil (Arab): وَلَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ
Latin: Wa laysa kamithlihi syai'un
Terjemah: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.” (QS. Asy-Syura [42]: 11)
Penjelasan: Mustahil Allah menyerupai makhluk — Dia transenden dan berbeda.
5. Ihtiyaju li Ghairihi — Membutuhkan selain-Nya
Dalil (Arab): اللَّهُ الصَّمَدُ
Latin: Allāhuṣ-ṣamad
Terjemah: “Allah tempat bergantung segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 2)
Penjelasan: Mustahil Allah butuh kepada selain-Nya; justru sebaliknya makhluk bergantung pada-Nya.
6. Ta'addud — Berbilang (lebih dari satu)
Dalil (Arab): قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
Latin: Qul huwa Allāhu ahad
Terjemah: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1)
Penjelasan: Mustahil Tuhan berbilang; tauhid menegaskan keesaan-Nya.
7. 'Ajz — Lemah
Dalil (Arab): وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin: Wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr
Terjemah: “Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)
Penjelasan: Mustahil Allah lemah; kekuasaan-Nya mutlak.
8. Karahah — Terpaksa
Dalil (Arab): فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Latin: Fa''ālun limā yurīd
Terjemah: “(Allah itu) Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Buruj [85]: 16)
Penjelasan: Mustahil Allah terpaksa; kehendak-Nya murni bebas.
9. Jahl — Bodoh / Tidak mengetahui
Dalil (Arab): أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
Latin: A lam tara annallāha ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ
Terjemah: “Tidakkah engkau melihat bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi?” (QS. Al-Mujadilah [58]: 7)
Penjelasan: Mustahil Allah jahil; ilmu-Nya sempurna.
10. Maut — Mati
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu
Terjemah: “Allah, tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255 — bagian)
Penjelasan: Mustahil Allah mati; kehidupan-Nya kekal.
11. Shammamun — Tuli
Dalil (Arab): إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Latin: Inna Allāha samī'un baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 256)
Penjelasan: Mustahil Allah tuli; Dia Maha Mendengar.
12. 'Ama' — Buta
Dalil (Arab): إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Latin: Innahu huwa as-samī'ul-baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra' [17]: 1)
Penjelasan: Mustahil Allah buta; Dia Maha Melihat.
13. Bukmun — Bisu
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Mustahil Allah bisu; kalam-Nya ada (Al-Qur'an & firman-Nya kepada para nabi).
14. 'Ajizan — Tidak mampu
Dalil (Arab): وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Latin: Wallāhu ‘alā kulli syai'in qadīr
Terjemah: “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 20)
Penjelasan: Mustahil Allah tidak mampu; Dia al-Qādir (Maha Berkuasa).
15. Karihan — Tidak berkemauan
Dalil (Arab): فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ
Latin: Fa''ālun limā yurīd
Terjemah: “(Allah itu) Maha Melaksanakan apa yang Dia kehendaki.” (QS. Al-Buruj [85]: 16)
Penjelasan: Mustahil Allah tidak mempunyai kehendak; kehendak-Nya pasti berlaku bila Dia menghendaki.
16. Jahilan — Tidak mengetahui
Dalil (Arab): أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
Latin: A lam tara annallāha ya'lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ
Terjemah: “Tidakkah engkau lihat bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi?” (QS. Al-Mujadilah [58]: 7)
Penjelasan: Mustahil Allah tidak mengetahui; ilmu-Nya menyeluruh.
17. Mayyitan — Mati
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu
Terjemah: “Allah, tiada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Mustahil Allah mengalami kematian; hidup-Nya kekal.
18. Asham — Tuli
Dalil (Arab): إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Latin: Inna Allāha samī'un baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 256)
Penjelasan: Mustahil Allah tuli; Dia senantiasa mendengar hamba-Nya.
19. A'ma — Buta
Dalil (Arab): إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Latin: Innahu huwa as-samī'ul-baṣīr
Terjemah: “Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra' [17]: 1)
Penjelasan: Mustahil Allah buta; penglihatan-Nya sempurna.
20. Abkam — Bisu
Dalil (Arab): اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
Latin: Allāhu lā ilāha illā huwa al-ḥayyu al-qayyūm
Terjemah: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri sendiri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 255)
Penjelasan: Mustahil Allah tidak berfirman; kalam Allah ada dan merupakan salah satu bukti kesempurnaan-Nya.
Sifat Jaiz Allah SWT
Definisi: Sifat jaiz berarti “boleh jadi Allah melakukan sesuatu atau meninggalkannya” dalam ranah perkara yang mungkin (munkin). Para ulama merumuskan: fi‘lu kulli mumkinin aw tarkuhu — melakukan hal-hal yang mungkin atau meninggalkannya.
Teks Arab (frase): فعل كل ممكن أو تركه
Latin: Fi‘lu kulli mumkinin aw tarkuhu
Terjemah: “Melakukan tiap perkara yang mungkin atau meninggalkannya.”
Penjelasan singkat: Sifat jaiz tidak bertentangan dengan sifat wajib; ia menjelaskan kebebasan kehendak Allah dalam perkara-perkara yang mungkin. Contoh: Allah dapat memberi atau menahan hujan, memberi rezeki atau menundanya — semua sesuai hikmah dan kebijaksanaan-Nya. Sifat jaiz menunjukkan kebijaksanaan Ilahi: pilihan-Nya berdasarkan hikmah, bukan keterpaksaan.
FAQ
1. Apa itu sifat wajib Allah SWT?
Sifat wajib Allah adalah sifat yang pasti ada pada Allah SWT, yang menunjukkan kesempurnaan-Nya. Jumlahnya ada 20 sifat yang terbagi menjadi sifat Nafsiyah, Ma‘ani, dan Ma‘nawiyah.
2. Apa perbedaan sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah?
Sifat wajib adalah sifat yang pasti dimiliki Allah, sifat mustahil adalah kebalikan dari sifat wajib yang mustahil ada pada Allah, sedangkan sifat jaiz adalah sifat yang mungkin bagi Allah, yaitu melakukan sesuatu atau tidak melakukannya sesuai kehendak-Nya.
3. Mengapa kita harus mempelajari sifat-sifat Allah?
Agar kita bisa mengenal Allah dengan benar, meneguhkan iman, serta menjauhkan diri dari keyakinan yang menyimpang. Ilmu ini adalah bagian penting dari aqidah Islam.
4. Apakah sifat Allah hanya 20 saja?
Tidak. Sifat Allah sebenarnya tidak terbatas, namun para ulama merumuskan 20 sifat wajib sebagai pokok untuk memudahkan umat Islam mengenal Allah.
5. Apakah sifat Allah sama dengan sifat manusia?
Tidak. Allah Maha Berbeda dengan makhluk-Nya. Kalau Allah mendengar dan melihat, itu tidak sama dengan pendengaran dan penglihatan manusia.
6. Apa contoh sifat jaiz Allah SWT?
Contoh sifat jaiz adalah Allah menciptakan sesuatu atau tidak menciptakannya. Misalnya Allah menciptakan manusia, langit, dan bumi, tapi jika Allah berkehendak untuk tidak menciptakan, itu juga mungkin bagi-Nya.
7. Bagaimana cara menghafal 20 sifat wajib Allah?
Bisa dengan membaginya ke dalam tiga kelompok (Nafsiyah, Ma‘ani, Ma‘nawiyah), lalu menghafalkan beserta artinya. Banyak pesantren juga menggunakan nadham atau syair untuk memudahkan hafalan.
8. Apa dalil bahwa Allah berbeda dengan makhluk?
QS. Asy-Syura ayat 11: “Laisa kamitslihi syai’un” – Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.
9. Apakah memahami sifat Allah termasuk bagian dari tauhid?
Ya, karena tauhid bukan hanya meyakini Allah Esa, tapi juga mengenal kesempurnaan-Nya melalui sifat-sifat-Nya.
10. Apakah semua Muslim wajib mempelajari sifat-sifat Allah?
Wajib hukumnya bagi setiap Muslim untuk mengenal Allah dengan benar sesuai dengan kemampuan, minimal memahami pokok aqidah seperti 20 sifat wajib ini.
Penutup
Memahami sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz membantu kita memperkuat aqidah, menjauhkan diri dari konsep yang salah, dan menumbuhkan tawakal kepada Allah SWT. Semoga pembahasan ini bermanfaat untuk Saung Ngaji dan para pembaca.
Hashtag: #SifatAllah #Tauhid #IlmuAqidah #SaungNgaji
Posting Komentar untuk "Sifat-sifat Allah SWT "