Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Adab Terhadap Allah SWT

Adab terhadap Allah SWT dan Tazkiyatun Nafs: Ikhlas, Tawakkal, Khauf, Raja’ & Taat Konsisten

Adab terhadap Allah SWT: Ikhlas, Tawakkal, Khauf, Raja’, & Taat Konsisten

Assalamu’alaikum sahabat Saung Ngaji! Kali ini kita akan membahas topik yang sangat penting bagi setiap hamba: adab terhadap Allah, ikhlas dalam ibadah, tawakkal, khauf, raja’, dan konsistensi ibadah. Semua ini termasuk bagian dari Tazkiyatun Nafs atau penyucian jiwa, yang akan menuntun kita menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah, dengan hati yang tenang dan penuh rasa cinta.

1. Adab terhadap Allah

Adab terhadap Allah adalah sikap dan perilaku seorang hamba yang menyadari kedudukannya di hadapan Sang Pencipta. Ini bukan sekadar formalitas, tapi bagaimana hati dan lisan kita selalu tunduk dan memuliakan Allah dalam setiap tindakan, perbuatan dan keadaan.

Imam Al-Junaid berkata: “Adab terhadap Allah adalah menjaga hati agar tidak berpaling dari-Nya walau sekejap.”

Bentuk-bentuk Adab terhadap Allah SWT

  • Mengagungkan Perintah dan menjauhi Larangan Allah SWT (Taqwa) Tidak meremehkan satu pun syariat Allah, baik hal kecil maupun besar.
    ูَู…َู† ูŠُุนَุธِّู… ุดَุนَุงุฆِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَุฅِู†َّู‡َุง ู…ِู† ุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจِ “Demikianlah (perintah Allah), dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu dari ketakwaan hati.”
    (QS. Al-Hajj: 32)
  • Menjaga Tauhid dan Keikhlasan Tidak menyekutukan Allah dalam niat, doa, dan segala aktivitas apapun. Menyandarkan semua amal dan doa hanya kepada Allah SWT semata.
    ุฅِู†َّ ุงู„ุฏِّูŠู†َ ุนِู†ุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุงู„ْุฅِุณْู„َุงู…ُ

    “Hanya milik Allah-lah agama yang murni.”
    (QS. Az-Zumar: 3)

  • Beradab dalam Doa dan Ibadah Berdoa dengan rendah hati, tidak tergesa-gesa karena ingin dikabulkan. Menjaga kebersihan hati saat beribadah.
    ูˆَุงุฏْุนُูˆุง ุฑَุจَّูƒُู…ْ ุชَุถَุฑُّุนًุง ูˆَุฎُูْูŠَุฉً

    “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.”
    (QS. Al-A’raf: 55)

  • Merasa Diawasi Allah SWT (Muraqabah) Menyadari bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, lahir dan batin.
    ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู…َุง ุชَุนْู…َู„ُูˆู†َ ุจَุตِูŠุฑٌ

    “Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.
    ”(QS. Al-Hadid: 4)

    Rasulullah ๏ทบ bersabda:

    “Al-ihsan huwa an ta’buda Allah ka’annaka tarahu”

    “Ihsan adalah engkau beribadah seolah-olah melihat Allah.” (HR. Muslim)

Buah Adab terhadap Allah: hati lembut, tunduk, dan terhindar dari kesombongan(ujub).Menumbuhkan rasa malu kepada Allah SWT

2. Ikhlas dalam Ibadah

Ikhlas adalah memurnikan niat hanya untuk Allah, tanpa mengharap pujian, kedudukan, balasan duniawi atau balasan dari manusia. Amal tanpa ikhlas bagaikan pohon tanpa akar, tidak akan bertahan lama.

“Ikhlas adalah ketika amal seorang hamba hanya untuk Allah, tidak disertai niat lain.” — Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin.

Dalil Ikhlas

ูˆَู…َุง ุฃُู…ِุฑُูˆุง ุฅِู„َّุง ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠู†َ

“Padahal mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”(QS. Al-Bayyinah: 5)

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰”

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…” (HR. Bukhari & Muslim)

Tingkatan Ikhlas (Imam Al-Ghazali)

  1. Ikhlas Awam — beramal untuk pahala.
  2. Ikhlas Khawas — beramal hanya karena cinta dan taat kepada Allah.
  3. Ikhlas Khawasul Khawas — tidak memandang amalnya, hanya Allah semata.

Tanda-tanda Ikhlas

  • Tidak peduli dipuji atau dicela
  • Tetap beramal meski sendirian atau melakukan amal dalam sembunyi
  • Tidak kecewa bila amalnya tidak dikenal atau di ketahui manusia

Buah dari keikhlasan:

  • Amal diterima Allah.
  • Hati tenang dan bebas dari riya’.
  • Kekuatan batin dan keteguhan dalam beribadah.

3. Tawakkal, Khauf (Takut), & Raja’ (Harap)

Hati seorang mukmin seharusnya berjalan dengan dua sayap: takut (khauf) dan harap (raja’), dengan tawakkal sebagai sandaran utama.

A. Tawakkal

Menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha dengan maksimal.

ูَุฅِุฐَุง ุนَุฒَู…ْุชَ ูَุชَูˆَูƒَّู„ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ

“Apabila kamu telah bertekad, maka bertawakkallah kepada Allah.”
(QS. Ali Imran: 159)

Rasulullah ๏ทบ bersabda:

“ู„َูˆْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชَุชَูˆَูƒَّู„ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุญَู‚َّ ุชَูˆَูƒُّู„ِู‡ِ ู„َุฑُุฒِู‚ْุชُู…ْ ูƒَู…َุง ูŠُุฑْุฒَู‚ُ ุงู„ุทَّูŠْุฑُ”

“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung yang pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang”.(HR. Tirmidzi)

Tingkatan Tawakkal (Ibnul Qayyim):

  • Menyerahkan urusan hanya kepada Allah SWT setelah ikhtiar yang maksimal.
  • Yakin bahwa semua yang terjadi adalah terbaik dari Allah SWT.
  • Tidak bersandar pada apapun kecuali hanya kepada Allah SWT.

B. Khauf (Takut)

Rasa takut yang mendorong seseorang menjauhi dosa dan maksiat. serta Takut kehilangan ridha Allah dan takut amal ibadah tidak diterima oleh Allah SWT.

ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฎَุงูُูˆู†َ ุฑَุจَّู‡ُู…ْ ู„ِู„ْุบَูŠْุจِ

“Orang-orang yang takut kepada Tuhannya…”

(QS. Al-Mu’minun: 57)

Rasulullah ๏ทบ bersabda: “ู„َูˆْ ุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ ู…َุง ุฃَุนْู„َู…ُ ู„َุจَูƒَูŠْุชُู…ْ ู‚َู„ِูŠู„ًุง ูˆَุถَุญِูƒْุชُู…ْ ูƒَุซِูŠุฑًุง” — “Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari)

Buah dari Khauf:

  • Menjauhi dosa.
  • Hati lembut dan sadar akan kelemahan diri.
  • C. Raja’a(berharap hanya kepada Allah SWT)

    Harapan yang membuat hati tenang dan optimis akan rahmat Allah.

    Mengharap rahmat Allah sambil tetap beramal dan beribadah.

    ู‚ُู„ْ ูŠَุง ุนِุจَุงุฏِูŠَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَุณْุฑَูُูˆุง ุนَู„َู‰ ุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ู„َุง ุชَู‚ْู†َุทُูˆุง ู…ِู†ْ ุฑَุญْู…َุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ

    “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah…” (QS. Az-Zumar: 53)

    Seorang mukmin berjalan menuju Allah dengan dua sayap: takut dan harap, serta tawakkal sebagai sandaran.
    (Perumpamaan dari Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin)

    Buah Khauf & Raja’: hati lembut, menjauhi dosa, semangat dalam taubat, optimis dalam hidup.

    Buah Raja’:

  • Semangat dalam taubat.
  • Optimis dan husnudzan kepada Allah.
  • “Hati seorang mukmin berjalan menuju Allah dengan dua sayap: khauf dan raja’, serta sandaran tawakkal.” — Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin

    4. Taat dan Konsisten dalam Ibadah

    A. Shalat Tepat Waktu

    Tanda ketaatan sejati adalah menjaga waktu shalat tanpa menunda

    ุฅِู†َّ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูƒَุงู†َุชْ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ูƒِุชَุงุจًุง ู…َูˆْู‚ُูˆุชًุง

    “Shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang beriman.”(QS. An-Nisa: 103)

    Rasulullah ๏ทบ, bersabda:

    “ุฃุญุจ ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุฅู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุฃุฏูˆู…ู‡ุง ูˆุฅู† ู‚ู„”

    “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus walau sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)

    Buahnya: kedisiplinan, ketenangan jiwa, dan kekuatan iman.

    B. Khusyu’ dalam Shalat

    Khusyu’ berarti menghadirkan hati dan menyadari, memahami makna bacaan, dan berdiri serta merasakan kehadiran Allah SWT.

    ู‚َุฏْ ุฃَูْู„َุญَ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ูِูŠ ุตَู„َุงุชِู‡ِู…ْ ุฎَุงุดِุนُูˆู†َ

    “Sungguh beruntung orang-orang beriman yang khusyu’ dalam shalatnya.”(QS. Al-Mu’minun: 1–2)

    C. Dzikir

    Dzikir membersihkan hati dari kelalaian dan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah.

    ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฐِูƒْุฑًุง ูƒَุซِูŠุฑًุง

    “Hai orang-orang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya.”(QS. Al-Ahzab: 41)

    Hadist:

    “ู…ุซู„ ุงู„ุฐูŠ ูŠุฐูƒุฑ ุฑุจู‡ ูˆุงู„ุฐูŠ ู„ุง ูŠุฐูƒุฑู‡ ู…ุซู„ ุงู„ุญูŠ ูˆุงู„ู…ูŠุช”

    “Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan mati.” (HR. Bukhari)

    Manfaat Dzikir:

    • Menenangkan hati (QS. Ar-Ra’d: 28).
    • Menghapus dosa.
    • Menghidupkan kesadaran akan kehadiran Allah.

    D. Istiqamah (Konsisten)

    QS. Fussilat: 30 — ุฅِู†َّ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‚َุงู„ُูˆุง ุฑَุจُّู†َุง ุงู„ู„َّู‡ُ ุซُู…َّ ุงุณْุชَู‚َุงู…ُูˆุง — “Orang-orang yang berkata: Tuhan kami Allah, kemudian mereka istiqamah.”

    Rasulullah ๏ทบ: “ู‚ُู„ ุขู…َู†ْุชُ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ุซُู…َّ ุงุณْุชَู‚ِู…ْ” — “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, lalu istiqamahlah.” (HR. Muslim)

    Buah Istiqamah:
  • Hati mantap dalam ketaatan.
  • Terhindar dari futur (kemalasan spiritual).
  • Tabel Ringkas Tazkiyatun Nafs

    Tabel Ringkas Tazkiyatun Nafs

    Tabel ini merangkum Aspek Ibadah / Amal Hati, definisi, dalil, tanda, dan buahnya untuk memudahkan pemahaman dan praktik sehari-hari.

    Aspek Definisi Dalil (Arab, Latin, Terjemah) Tanda Buah
    Adab terhadap Allah Sikap hamba yang tunduk, hormat, dan menjaga hubungannya dengan Allah ูَู…َู† ูŠُุนَุธِّู… ุดَุนَุงุฆِุฑَ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَุฅِู†َّู‡َุง ู…ِู† ุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ْู‚ُู„ُูˆุจِ
    Faman yu’azzimu sya’a-ira Allah fa innaha min taqwal qulub
    “Barang siapa mengagungkan syi’ar Allah, maka itu dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
    Hati lembut, tunduk, tidak sombong Ketenangan hati, kesadaran akan Allah
    Ikhlas Memurnikan niat hanya untuk Allah, tanpa mengharap pujian atau balasan manusia ูˆَู…َุง ุฃُู…ِุฑُูˆุง ุฅِู„َّุง ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠู†َ
    Wama umiru illa liya’budu Allah mukhlisina lahu ad-din
    “Mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
    Hadis: ุฅู†ู…ุง ุงู„ุฃุนู…ุงู„ ุจุงู„ู†ูŠุงุช
    Innamal a’malu binniyat — “Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya.” (HR. Bukhari & Muslim)
    Beramal walau sendiri, tidak peduli pujian Amal diterima, hati tenang, bebas riya’
    Tawakkal Menyerahkan hasil sepenuhnya kepada Allah setelah berusaha maksimal ูَุฅِุฐَุง ุนَุฒَู…ْุชَ ูَุชَูˆَูƒَّู„ْ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ
    Fa-iza ‘azamta fatawakkal ‘ala Allah
    “Apabila kamu telah bertekad, maka bertawakkallah kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 159)
    Hadis: ู„َูˆْ ูƒُู†ْุชُู…ْ ุชَุชَูˆَูƒَّู„ُูˆู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ...
    “Seandainya kalian bertawakkal…” (HR. Tirmidzi)
    Tenang setelah berusaha, tidak cemas berlebihan Percaya diri, hati lapang, menerima takdir Allah
    Khauf (Takut) Rasa takut kehilangan ridha Allah dan takut amal tidak diterima ูˆَุงู„َّุฐِูŠู†َ ูŠَุฎَุงูُูˆู†َ ุฑَุจَّู‡ُู…ْ ู„ِู„ْุบَูŠْุจِ
    Walladzina yakhafuna rabbahum lilghayb
    “Orang-orang yang takut kepada Tuhannya…” (QS. Al-Mu’minun: 57)
    Hadis: ู„َูˆْ ุชَุนْู„َู…ُูˆู†َ ู…َุง ุฃَุนْู„َู…ُ...
    “Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui…” (HR. Bukhari)
    Menjauhi dosa, hati lembut Kehati-hatian spiritual, taat lebih konsisten
    Raja’ (Harap) Mengharap rahmat Allah sambil tetap beramal ู‚ُู„ْ ูŠَุง ุนِุจَุงุฏِูŠَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุฃَุณْุฑَูُูˆุง ุนَู„َู‰ ุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ู„َุง ุชَู‚ْู†َุทُูˆุง ู…ِู†ْ ุฑَุญْู…َุฉِ ุงู„ู„َّู‡ِ
    Qul ya ‘ibadiyalladzina asrafu ‘ala anfusihim la taqnatu min rahmatillah
    “Jangan berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar: 53)
    Optimis, selalu berusaha, tidak putus asa Semangat dalam taubat, keyakinan akan rahmat Allah
    Shalat Tepat Waktu Menjaga waktu shalat sebagai kewajiban utama seorang mukmin ุฅِู†َّ ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูƒَุงู†َุชْ ุนَู„َู‰ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ูƒِุชَุงุจًุง ู…َูˆْู‚ُูˆุชًุง
    Innassalata kanat ‘ala-lmu’minina kitaban mawquta
    “Shalat itu kewajiban yang ditentukan waktunya.” (QS. An-Nisa: 103)
    Tepat waktu, disiplin Hati stabil, kedisiplinan spiritual
    Khusyu’ dalam Shalat Menghadirkan hati saat shalat, memahami bacaan dan kehadiran Allah ู‚َุฏْ ุฃَูْู„َุญَ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู‡ُู…ْ ูِูŠ ุตَู„َุงุชِู‡ِู…ْ ุฎَุงุดِุนُูˆู†َ
    Qad aflaha-lmu’minuna alladzina hum fi salatihim khashi’un
    “Sungguh beruntung orang-orang beriman yang khusyu’ dalam shalatnya.” (QS. Al-Mu’minun: 1-2)
    Fokus saat shalat, tidak tergesa-gesa Ketenangan batin, mendekatkan diri pada Allah
    Dzikir Mengingat Allah sebanyak-banyaknya ูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠู†َ ุขู…َู†ُูˆุง ุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ุฐِูƒْุฑًุง ูƒَุซِูŠุฑًุง
    Ya ayyuhalladzina amanu-udzkuru Allah dzikran katsira
    “Hai orang-orang beriman, berdzikirlah kepada Allah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)
    Hadis: ู…ุซู„ ุงู„ุฐูŠ ูŠุฐูƒุฑ ุฑุจู‡ ูˆุงู„ุฐูŠ ู„ุง ูŠุฐูƒุฑู‡ ู…ุซู„ ุงู„ุญูŠ ูˆุงู„ู…ูŠุช
    “Orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir seperti orang hidup dan mati.” (HR. Bukhari)
    Sering dzikir, hati selalu ingat Allah Hati tenang, jauh dari kelalaian

    Kesimpulan

    Menjaga adab terhadap Allah SWT, beramal dengan ikhlas, menyeimbangkan tawakkal, khauf, raja’, serta konsisten dalam shalat dan dzikir adalah fondasi penyucian jiwa (Tazkiyatun Nafs).

    Hati manusia yang mempraktikkan semua ini akan mencapai maqam ihsan — beribadah seolah-olah melihat Allah SWT— dan hidup dengan tenang, bahagia, dan penuh keberkahan.

    Semoga artikel ini bermanfaat, sahabat Saung Ngaji! Jangan lupa untuk memulai perubahan dari hati, karena hati yang bersih akan memudahkan kita istiqamah dalam ketaatan. ๐ŸŒฟ✨

    semoga jadi amal jariyah.amin yra๐Ÿคฒ

    #TazkiyatunNafs #AdabTerhadapAllah #Ikhlas #Tawakkal #Khauf #Raja #ShalatKhusyu #Dzikir #SaungNgaji

    Posting Komentar untuk "Adab Terhadap Allah SWT "